Kehendakdan perbuatan kita adalah anugerah dari Allah. Jadi, apakah hak kita untuk menuntut Allah dengan do’a dan amal kita. Memang benar Allah berjanji untuk mengabulkan semua do’a dan mengaruniakan sesuatu menurut amalan. Namun, tidak ada satupun makhluk-Nya yang layak menagih janji tersebut. Janji Allah kembali kepada diri-Nya hatimuapa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri Danapakah Yang menghalang kamu (maka kamu) tidak mahu berperang pada jalan Allah (untuk menegakkan ugama Islam) dan (untuk menyelamatkan) orang-orang Yang tertindas dari kaum lelaki, perempuan dan kanak-kanak, Iaitu mereka Yang selalu (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! keluarkanlah Kami dari negeri (Makkah) ini, Yang penduduknya (kaum BSD Kita adalah manusia yang berdosa, sehingga apa yang kita inginkan bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Roh Allah. AYT: Keinginan nafsu kedagingan berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan nafsu kedagingan, karena keduanya saling berlawanan, supaya kamu tidak melakukan hal-hal yang kamu inginkan. TB: Merekatelah faham semua ini, sehingga rela memberikan apa saja untuk Allah, hatta sehingga ada di antara mereka yang merasa keberatan mengambil ghanimah yang telah dihalalkan oleh Allah untuk mereka. Malangnya rakyat sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang mereka kehendaki dan ke mana hala tuju mereka. Lantas suara pendokong-pendokong Allahberfirman: ‘Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: Gunamenyempurnakannya, doa pembuka rezeki berikut ini perlu untuk kamu ketahui. Berdoa adalah salah satu bentuk komunikasi yang antara manusia dengan sang Khalik. Baca juga: 8 Bacaan Doa Agar AlQur’an merupakan sumber segala ilmu. Al-Qur’an menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti keingintahuan tentang rahasia alam semesta. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Hasyr 59 : 18) 2. Perbaikan Diri Perbaikan diri dalam bahasa populer disebut taubat. Pemilikberhak dan bertanggung jawab penuh terhadap apa ang dimilikinya Yang dimiliki harus hidup untuk yang memilikinya (melakukan kehendak pemilik) Sebagai orang yang sudah ditebus dengan harga yang lunas dibayar, kita hidup bagi Allah dan mati pun bagi Allah. (Roma 14: 7-9) Kehendak Allah adalah ketaatan kita kepada Tuhan. Bzw5. وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُ‌ؕ مَا كَانَ لَهُمُ الۡخِيَرَةُ‌ ؕ سُبۡحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ Wa Rabbuka yakhuluqu maa yashaaa'u wa yakhtaar; maa kaana lahumul khiyarah; Subhannal laahi wa Ta'aalaa 'ammmaa yushrikuun Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka manusia tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. Juz ke-20 Tafsir Begitulah yang akan dialami orang-orang musyrik di akhirat kelak. Semuanya kembali kepada hikmah dan kebijaksanaan Allah dalam segala hal, termasuk menjadikan hati yang terbuka untuk menerima hidayah dan hati yang tertutup. Dan Tuhan Pemelihara-mu menciptakan apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk diciptakan, dan memilih apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk menerima anugerah dan mengemban amanat dari-Nya. Sekali-kali bagi mereka yang diciptakan, baik manusia maupun selainnya, tidak ada pilihan lain kecuali menerima ketetapan-Nya, suka atau tidak suka. Mahasuci Allah dari segala sifat dan tindakan yang buruk atau salah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan dengan mengangkat berhala-berhala sebagai sembahan selain Allah. Apa pun yang dialami oleh manusia, senang atau sedih, bukan mereka yang memilihnya, tetapi Allah yang memilihnya, sehingga harus diterima dengan lapang dada. Manusia hanya diminta untuk berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang tampak maupun yang tidak, sebagaimana firman-Nya Apakah pantas Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. al-Mulk/67 14 Dan firman-Nya Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? al-Baqarah/2 77 Allah Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal ihwal, watak, dan karakternya. Kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi rasul yang mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. al-An'am/6 124 Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih sesuai keinginannya. Ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah. Firman Allah Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan yang lain bagi mereka tentang urusan mereka. al-Ahzab/33 36 Ayat ini diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi pilihan-Nya dan membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya, Abu thalib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan penduduk Mekah supaya diutus seorang rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana. Hanya pilihan dan ketentuan Allah yang berlaku dan menjadi kenyataan. sumber Keterangan mengenai QS. Al-QasasSurat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa bertemu dengan Nabi Syua'ib ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib menjawab bahwa Musa telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa. Pertanyaan Jawaban Ketika berbicara tentang kehendak Allah, banyak orang akan memahaminya melalui tiga aspek yang dinyatakan Alkitab. Aspek pertama terkait perintah, kedaulatan, dan kehendak rahasia Allah. Ini adalah kehendak “utama” Allah. Aspek kehendak Allah yang ini akan datang seiring pengenalan atas kedaulatan Allah dan atribut Allah lainnya. Bentuk kehendak Allah yang ini akan berfokus pada pemahaman kalau Allah berdaulat menentukan segala sesuatu yang akan terjadi. Dengan kata lain, tidak ada yang terjadi di luar kedaulatan kehendak Allah. Aspek kehendak Allah ini terlihat dalam banyak ayat Alkitab seperti di Ef 111. Kita dapat belajar bahwa Allah adalah sosok yang “bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.” Begitu juga di Ayub 422, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Pandangan mengenai kehendak Allah ini berdasarkan fakta bahwa, karena Allah berdaulat, maka kehendak-Nya tidak akan mengecewakan. Tidak ada satu pun yang terjadi diluar kendali-Nya. Pengertian akan kedaulatan kehendak-Nya tidak berarti Allah menyebabkan segala hal terjadi. Melainkan, karena Ia berdaulat, Ia harus mengizinkan atau membolehkan segala hal untuk terjadi. Aspek kehendak Allah yang ini menunjukkan bahwa, bahkan ketika Allah secara pasif mengizinkan suatu hal untuk terjadi, Ia pasti memilih untuk mengizinkan hal itu, karena Ia selalu memiliki kuasa dan hak untuk campur tangan. Allah selalu dapat memutuskan untuk mengizinkan atau menghindari suatu hal terjadi di dunia ini. Maka, karena Ia mengizinkan berbagai hal terjadi, Ia menggariskan hal tersebut dalam perkataan. Kehendak Allah kerap tersembunyi dari kita sampai hal itu terjadi. Ada aspek lain dari kehendak Allah yang jelas bagi kita kehendak-Nya yang sudah dinyatakan atau yang sudah diwahyukan. Sesuai dengan namanya, aspek kehendak Allah yang ini berarti Allah telah memutuskan untuk menunjukkan beberapa kehendak-Nya dalam Alkitab. Kehendak Allah yang nyata berarti Allah yang menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan. Sebagai contoh, karena kehendak Allah dinyatakan, kita dapat mengetahui bahwa Allah ingin kita tidak mencuri, mengasihi musuh, bertobat dari dosa, dan harus hidup kudus karena Ia kudus. Penjelasan mengenai kehendak Allah ini dinyatakan baik melalui Firman-Nya dan hati nurani kita, tempat Allah menaruh nilai moral dalam setiap hati manusia. Aturan Allah, apakah tertulis dalam Kitab Suci atau dalam hati nurani, menyatu dalam diri kita. Ketika kita tidak menaatinya, hal itu akan diperhitungkan kepada kita. Memahami aspek kehendak Allah akan mengajari kita bahwa ketika kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melanggar perintah Allah, kita tidak berhak melakukannya. Karenanya, tidak ada toleransi bagi dosa kita. Kita tidak dapat mengatakan bahwa dengan berdosa, kita menjalankan kehendak Allah. Yudas menggenapi kedaulatan kehendak Allah ketika mengkhianati Kristus, ataupun ketika tentara Roma menyalibkan Dia. Itu tidak membenarkan dosa yang diperbuat mereka. Mereka tidak kurang jahat atau berbahaya, dan karenanya mereka tetap bertanggungjawab atas penolakan mereka akan Kristus Kis 427-28. Walaupun kedaulatan kehendak Allah mengizinkan atau memperbolehkan dosa sampai bisa terjadi, kita tetap akan dimintai pertanggungjawaban olehnya. Aspek ketiga dari kehendak Allah yang dinyatakan Alkitab ialah kehendak Allah yang terbuka dan sempurna. Aspek dari kehendak Allah yang ini menggambarkan sifat Allah dan menjelaskan bagaimana menyenangkan-Nya. Sebagai contoh, sudah jelas bahwa Allah tidak senang ketika orang fasik harus dibinasakan, walaupun Allah sendiri yang menginginkan dan memerintahkan untuk membinasakan mereka. Penjelasan akan kehendak Allah ini diungkapkan dalam banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan apa-apa saja yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Allah. Sebagai contoh, dalam 1 Tim 24 kita melihat bahwa Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran,” namun kedaulatan kehendak Allah juga menyatakan “tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” Yoh 644. Jika kita tidak berhati-hati, kita dapat dengan mudah disibukkan atau bahkan terobsesi menemukan “kehendak” Allah dalam hidup kita. Padahal, jika kehendak yang kita cari adalah yang mengenai rahasia-Nya, yang tersembunyi, dan yang telah digariskan, maka kita melakukan hal yang bodoh. Allah tidak memilih untuk mengungkapkan aspek kehendak-Nya yang itu kepada kita. Apa yang kita perlu cari tahu ialah menunjukkan atau menyatakan kehendak Allah. Tanda sejati dari orang beriman ialah ketika kita ingin tahu dan hidup sesuai dengan kehendak Allah ang dinyatakan dalam Alkitab, dan “menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus” 1 Pet 115-16. Tanggung jawab kita adalah untuk menaati kehendak Allah yang dinyatakan, bukannya menerka-nerka kehendak-Nya yang tersembunyi bagi kita. Ketika kita mencari kehendak-Nya, kita tidak boleh lupa bahwa Roh Kudus yang akan memimpin kita pada kebenaran dan menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus, sehingga hidup kita bisa semakin memuliakan Allah. Allah memanggil kita untuk menghidupi setiap firman yang keluar dari mulut-Nya. Hidup sesuai dengan kehendak yang dinyatakan-Nya akan memimpin hidup kita. Rom 121-2 menyimpulkan kebenaran ini, karena kita dipanggil untuk mempersembahkan “tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Untuk mengetahui kehendak Allah, kita harus menundukkan diri kita kepada Firman Tuhan, memenuhi pikiran kita dengannya, dan berdoa kepada Roh Kudus untuk mengubah kita melalui pembaruan pikiran, sehingga menghasilkan yang baik, berkenan kepada Allah dan yang sempurna – kehendak Allah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah kehendak Allah itu? “Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang kita anggap buruk, boleh jadi baik untuk kita. Sebaliknya, segala sesuatu yang kita anggap baik, boleh jadi amat buruk bagi kita. Mulailah menerima dengan lapang hati. Karena kita mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi. Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa basi menyapa pun tidak. Tidak peduli, Nah. Kabar baiknya, karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita jadi makhluk tidak berdaya. Kita tetap bisa mengendalikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya, atau mendustakannya.” “….boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui”QS Al-Baqarah 216 Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan pasti punya sesuatu yang ia inginkan. Sebutlah cita-cita’, terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi, tapi tahukah kamu itu semua sudah skenario Allah? Rintik Sedu seorang penulis era milenial pernah bilang di salah satu podcast nya berjudul Semesta Enggak Pernah Ingkar Janji “kalau orang lain berhasil, itu bukan salah dia, bukan salah kita juga, ya itu sudah begitu jalannya Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya juga pernah bilang dan menganalogikan “Keinginan anda ke ITB tapi kemudian beloknya ke UNPAD bagaimana memakainya? perhatikan!, kadang jalan kehidupan yang telah Allah tetapkan bukan harus menetukan hasil sesuai dengan apa yang ada inginkan, tapi Allah menetapkan sesuai dengan apa yang anda butuhkan” ungkap adi hidayat dalam ceramahnya jika sesuatu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, itu bukan berarti Allah ga sayang kita mba/kang. Tapi karena Allah tahu apa yang terbaik buat kita. ” Kita diwajibkan belajar , bukan diwajibkan menjadi pintar.. Kita diwajibkan bekerja , bukan diwajibkan untuk berhasil.. Kita diwajibkan berikhtiar semampu kita , tapi tak diwajibkan meraih sesuai keinginan kita.. Sehebat apapun manusia , ia tetap tak mampu menghalangkan kuasa allah.. ALLAH MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN , BUKAN YANG KITA INGINKAN ” alhikmahdua